Senin, 22 Mei 2017

Find_Me.jpg

Short Creepypasta

Title: Find_Me.jpg
Original Author: WayWardWanderer
Translator: Nofear
Source: Creepypasta.org

=================================

Find_Me.jpg

Pada tahun 2003 sebuah foto yang memperlihatkan anak yang hilang mulai beredar di internet. Tidak ada detail tentang anak hilang itu selain apa yang sebenarnya terlihat di foto dan dapat dicari di parameter pencarian 'find_me.jpg'.

Foto itu memperlihatkan seorang gadis kecil yang tersenyum, umurnya sekitar delapan atau sembilan tahun. Gadis itu terlihat berdiri sendirian di depan sebuah ayunan, mengenakan gaun ungu dengan sebuah bunga putih di rambutnya. Nama dia atau di mana dia terlihat terakhir kali tidak pernah disebutkan.

Beredarnya di internet melalui e-mail dan pop-up, gadis kecil itu dilihat oleh jutaan orang, tapi keberadaan gadis kecil itu tidak pernah ditemukan. Setahun menuju hari di mana foto itu awalnya mulai beredar, kini fotonya kembali ke internet. Keterangan pada foto itu bertuliskan 'Find Me', tapi sekarang foto itu telah berubah.
Ayunan itu catnya berkarat dan ayunan itu digantungi hanya satu rantai. Gadis itu tampak lebih tua dan senyumannya telah pudar menjadi ekspresi ketidakpedulian dan bunga putih di rambutnya mulai layu.

Foto itu muncul kembali pada tahun berikutnya, sampai saat ini, dengan perubahan lebih parah. Ayunan itu sekarang rusak setengahnya, rantai dan dudukannya ada di tanah. Gadis itu lagi-lagi tambah tua dan sekarang menangis, bunganya sekarang mati, bajunya juga kotor dan robek. 'Find Me' ditulis dengan teks merah di bagian bawah foto.

Tahun ketiga foto itu muncul kembali, ayunan itu telah rusak sepenuhnya dan seorang pria aneh berdiri di kejauhan mengawasinya. Gadis itu tambah tua lagi, kesedihannya berubah menjadi marah dan gaunnya sangat compang-camping. 'Find Me' ditulis dalam teks yang lebih besar pada foto.

Tahun keempat memperlihatkan gadis yang sama, sekarang seorang remaja bersama pria aneh berdiri dengan sebuah kamera tepat di belakang gadis itu. Gadis itu telah dipukuli dengan parah, wajahnya berdarah dan babak belur. Dia sekarang melotot dengan mata hampa, gaunnya tidak lebih dari potongan kain robek. Teks di bawah foto kemudian berbunyi, 'Please Find Me'.

Tahun kelima foto itu muncul kembali tapi sekarang gadis itu sudah meninggal. Tubuhnya berpose tegak dengan bunga putih yang terselip di tangannya. Teks di foto itu berbunyi, 'Mengapa Kamu Tidak Menemukanku?'

Tahun keenam foto itu beredar lagi. Tidak ada seorang pun di foto itu, hanya menunjukkan tanah lapang yang asing di mana ada ayunan yang rusak.
Teks di bawah foto berbunyi sederhana, 'Aku Menemukanmu'.

Tak lama kemudian terjadi kematian yang aneh. Setiap kematian berkisar seputar tema yang sama. Korban selalu laki-laki dan masing-masing korban telah membuka berkas yang menampilkan foto gadis tersebut. Orang-orang yang mati itu semua ditemukan di tanah lapang dengan bunga putih yang terselip di tangan mereka. 'Aku Menemukanmu' tertulis di wajah mereka dengan darah mereka sendiri, setelah mereka dipukuli sampai mati.

========================

- Nofear

Selasa, 14 Maret 2017

The Origin of Laughing Jack

Itu adalah malam Natal bersalju di tahun 1800-an di kota London, Inggris, dan di sebuah rumah kecil di pinggir kota, hiduplah seorang anak yang kesepian, seorang anak yang berusia 7 tahun bernama Isaac. Isaac adalah anak yang menyedihkan karena tidak memiliki teman. Sementara sebagian besar anak-anak menghabiskan waktu dengan keluarga mereka dan bersemangat menantikan pembukaan hadiah yang ditempatkan dengan hati-hati di bawah pohon Natal yang dihiasi keindahan, Isaac kecil menghabiskan malam suci ini sendirian saja, dalam kedinginan, di ruang loteng berdebunya. Isaac tinggal dengan kedua orang tuanya yang sangat miskin, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang cukup galak dan dialah yang menyekolahkan Isaac. Ayahnya bekerja selama berjam-jam di pelabuhan London untuk menafkahi keluarganya, meskipun sebagian besar penghasilannya dihabiskan untuk membeli dan mengkonsumsi alkohol yang berlebihan pada akhir kerja malamnya. Terkadang, dia akan pulang dalam keadaan mabuk, setelah dilempar keluar dari setiap bar di kota London, dan dia akan berteriak pada istri tercintanya, yaitu ibu Isaac.

Terkadang, hal ini akan membuatnya melakukan kekerasan dan dia akan memukuli istrinya dengan kejam, kemudian ketika dia selesai memukuli istrinya, dia akan melakukan sesuatu kepada istrinya, yaitu kemarahan seksual. Ketika itu terjadi di malam yang begitu istimewa ini. Isaac hanya tetap terdiam, gemetaran di bawah seperai kotornya sampai jeritan-jeritan dan suara bantingan yang terdengar begitu keras reda. Setelah semua yang membuatnya ketakutan, akhirnya Isaac bisa tertidur dengan lelap, di dalam mimpinya terlihat bahwa dia memiliki seorang teman untuk bermain dengannya, sehingga dia akan tertawa dan bahagia seperti anak-anak lainnya di kota London. Isaac mendapatkan keberuntungan yang kecil di Malam Natal ini yang ditandai dengan perubahan yang besar, kesepian itu menarik perhatian malaikat pelindung, dan kemudian terciptalah sebuah hadiah yang sangat istimewa untuk seorang anak kecil yang sedang bersedih di kota London.

Keesokan paginya ketika matahari terbit, Isaac membuka matanya dan melihat sebuah kotak kayu aneh yang tergeletak di kaki tempat tidurnya. Dengan mata lebar dan rasa kagumnya, dia menatap kotak berwarna-warni itu, kotak itu dibuat dengan kerajinan tangan, dia bertanya-tanya siapa yang meninggalkan kotak ini di kaki tempat tidurnya. Tidak biasanya dia menerima hadiah, terutama mainan. Apakah mainan kecil yang sedang Isaac lihat adalah milik seseorang di luar sana? Isaac dengan cepat berlari sampai ke kaki tempat tidurnya tepatnya di depan kotak misterius itu, dan kemudian dia mengangkat kotak itu dengan kedua tangannya. Kotak itu dengan indah dicat dalam gaya warna-warni, dengan ukiran wajah badut yang gembira. Terdapat sebuah tanda di kotak itu, tanda itu bertuliskan “Untuk Isaac.”

Isaac menyipitkan matanya ketika dia membaca kata-kata, “L-laugh-ing-J-Jack-in-a-b-box…” dia kemudian berhenti sejenak, “…Laughing Jack-in-a-box?” Isaac pernah mendengar tentang Jack-in-a-box, tapi tidak dengan Laughing Jack-in-a-box. Pikirannya berputar dengan rasa ingin tahunya, kemudian dia menggenggam pemutar kotak yang terbuat dari logam. Isaac memutar pemutar kotak itu dan lagu Pop Goes The Weasel terdengar mengikuti irama perputaran pemutar kotak. Ketika lagu itu sampai ke klimaksnya, Isaac bernyanyi sepanjang ayat terakhir dari lagu, “Pop goes the weasel,” tapi, setelah itu, tidak ada yang terjadi. Isaac menghela nafas dan berkata, “Sudah rusak…” Dia menempatkan kotak itu kembali di pinggir tempat tidur, lalu membuangnya ke seberang ruangan kecil yang berdebu yang terdapat lemari di mana ia biasanya mengganti pakaian tidur kotor dan baju compang-campingnya seperti biasa.

Tiba-tiba, Isaac mendengar derak-derik suara keras yang datang dari tempat tidur di belakangnya. Dia kemudian berbalik untuk menyaksikan kotak kayu itu bergerak-gerak. Kemudian, tanpa disadari, bagian atas kotak itu terbuka dan parade asap berwarna-warni dan konfeti keluar dari kotak itu. Isaac mengusap kedua matanya dengan rasa tidak percayanya dengan apa yang sedang dilihatnya. Ketika asap itu hilang, dia melihat ada sesosok badut dengan tubuh yang tinggi, kurus, berwarna warni, dengan rambut merah terangnya sedang berdiri di hadapannya, dia memiliki hidung kerucut berwarna-warni, dan bahu yang berbulu, badut itu berpakaian berwarna-warni.

Terutama di bagian lengan badut itu, dan dengan penuh semangat dia berkata, “DATANGLAH SESEORANG, DATANGLAH SEMUANYA! BAIK BESAR ATAUPUN KECIL! UNTUK MELIHAT BADUT TERBAIK DARI MEREKA SEMUA!! Satu, hanya satu, yaitu LAUGHING JACK-IN-A-BOX!!!”

Mata Isaac menunjukkan rasa kagum atas kehadiran badut itu, “S-Siapa kau?” Tanyanya.

Badut itu dengan berwarna-warninya turun dari tempat tidur dan dengan senyum bahagia mengatakan, “Aku senang kau bertanya! Aku adalah Laughing Jack, teman baru UNTUK HIDUPMU! Aku adalah badut sakti, aku tidak pernah bosan bermain, aku juga ahli memainkan akordeon, dan aku beradaptasi dan berkembang dengan perubahan kepribadianmu sendiri… Dengan kata lain, apa pun yang kau suka, aku juga suka!”
Isaac menatap badut misterius itu, “K-Kita teman?” dia bicara dengan gagap.

Jack memandang anak itu sambil memiringkan alisnya, “TEMAN? Kita teman TERBAIK! Aku diciptakan untuk menjadi temanmu yang tidak terlalu imajiner, Isaac.”

Isaac menurunkan rahangnya dan bicara tergagap, “Kau tahu namaku?”

Jack tertawa dengan aneh, “Tentu saja aku tahu namamu! Aku tahu semua hal tentang dirimu! Jadi, kita sudahi dulu perkenalan kita… Apakah kau ingin memainkan permainan layaknya seorang mata-mata?”

Isaac menyeringai dari telinga ke telinga dan berkata, “SUNGGUH? Kita bisa memainkan permainan itu? Dengan senang hati! Aku-… Oh…”

Dia berhenti, “A-Aku tidak bisa… Aku harus menemui ibuku karena sekarang adalah waktunya untuk homeschooling dan mengerjakan tugas rumahku…” senyumnya memudar menjadi tampilan kekecewaan.

Jack meletakkan tangannya di bahu Isaac dan dia memberinya senyum hangat sambil berkata, “Tidak apa-apa! Aku akan menunggumu di sini sampai kau kembali.” Isaac tersenyum kembali ketika dia menatap teman barunya. Kemudian, dia mendengar suara teriakkan ibunya yang memanggilnya dari bawah.

“Baik aku harus pergi! Aku akan menemuimu setelah aku selesai, ok Jack?” Katanya sambil menuju pintu.

Jack tersenyum dan berkata, “Ok kido! Oh, tunggu Isaac!”

Isaac kembali melihat ke arah Jack, memberinya kedipan mata dan berkata, “Kau harus lebih sering tersenyum. Senyuman itu tampak cocok untukmu.”

Isaac menyeringai gembira lalu dia berbalik dan berjalan keluar melewati pintu.

Setiap hari Isaac selalu memberitahu ibunya tentang badut berwarna-warni menakjubkan yang keluar dari kotak ajaib yang muncul di atas kaki tempat tidurnya. Namun, ibunya tidak percaya sedikit pun tentang hal itu. Akhirnya, dia membujuk ibunya untuk mengikutinya ke kamarnya sehingga ibunya bisa melihat Laughing Jack secara langsung. Mereka berjalan menaiki tangga dan Isaac membuka pintu kamarnya.

“Lihat ibu? Dia benar-benar ada-…” Isaac berhenti bicara lalu mengamati kamarnya tanpa terlihat ada seorang badut ajaib yang menari-nari, ataupun kotak kayu misterius itu. Ibu Isaac tampak tidak senang. Dia melototi Isaac sehingga dia merasa terancam hingga membuat lututnya gemetar dan merasa sakit di bagian perutnya.

“T-Tapi ibu… dia-” Ibu Isaac dengan cepat MENAMPARNYA. Mata Isaac mulai berurai air mata, dan bibirnya mulai gemetaran.

“KURANG AJAR, DASAR ANAK BODOH! BERANINYA kau berbohong padaku tentang kebodohan kekanak-kanakan seperti ini! Siapa yang mau berteman dengan cacing yang tidak berguna sepertimu?! Kau akan tetap di kamarmu untuk sisa malam ini, dan tidak akan ada makan malam untukmu… Sekarang apa yang akan kau katakan? dasar anak ingusan yang tidak tahu terima kasih!”

Isaac menelan ludah dan bergumam membalas, “T-terima kasih bu.” Ibunya melotot ke arahnya sesaat sebelum meninggalkan kamarnya dengan rasa kesal.

Isaac berlutut, menyembunyikan wajahnya di tepi tempat tidurnya. Aliran air mata mengalir di pipinya. “Apa ada yang salah kido?” dia mendengar suara Laughing Jack. Isaac melihat ke tepi tempat tidur, di mana Laughing Jack sekarang secara tiba-tiba duduk di sampingnya.

“Di-di mana kau?” gumam Isaac.

Jack mengusap rambut Isaac untuk menghiburnya dan dengan lembut menjawab, “Aku bersembunyi… Aku tidak bisa membiarkan orang tuamu melihatku… Jika mereka melihatku, mereka tidak akan membiarkan kita bermain lagi.” Isaac mengusap air matanya.

“Aku minta maaf kido, aku harus bersembunyi, tapi aku akan membuat malam ini menjadi menyenangkan! Karena malam ini kita bisa memainkan banyak permainan dan memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang!” kata Jack sambil tersenyum.

Isaac menatap ke arah sahabat terbaiknya dan perlahan mengangguk, sudut-sudut mulutnya mulai membentuk senyuman kecil. Malam itu, Laughing Jack dan Isaac memainkan begitu banyak permainan yang menarik. Dengan gerakan tangannya, Jack membuat semua prajurit kaleng Isaac hidup dan berbaris di sekitar kamarnya. Isaac tampak kagum ketika dia melihat mainannya bergerak di sekitar kamarnya. Kemudian, Laughing Jack dan Isaac bercerita tentang cerita hantu yang menyeramkan. Isaac bertanya pada Jack apakah dia juga termasuk hantu, tapi Jack menjelaskan bahwa dia lebih dari berwujud daripada hantu. Di akhir malam itu, Jack merogoh sakunya dan mengeluarkan bermacam-macam permen yang lezat. Isaac merasa gembira ketika dia memasukkan permen ke dalam mulutnya, karena itu adalah pertama kalinya dia mencicipi sesuatu yang begitu manis. Isaac begitu senang dan tertawa begitu keras pada malam itu, itu adalah kebahagiaan terakhir yang dirasakan oleh Isaac kecil… Setidaknya, sampai insiden yang terjadi tiga bulan kemudian…

Hari itu cuaca di London begitu cerah dan udara terasa hangat, suasana itu jarang terjadi. Jadi, dengan bantuan seorang teman yang tidak terlalu imajiner, Isaac mampu menyelesaikan tugas-tugasnya lebih awal dan diizinkan untuk pergi ke luar rumah dan bermain. Keduanya pergi ke belakang rumah untuk bermain bajak laut, lalu Isaac melihat seekor kucing milik tetangganya menyelinap ke kebun mereka.

“YEARGH! KAMI MELIHAT ADA MATA-MATA MUSUH DARI BUSUR KANAN!” teriak Isaac, terpikat oleh fantasi dan imajinasi.

“Yo ho! Aku akan membiarkannya Kapten Isaac!” Seru pertama dari rekan Jack, dalam tekanan suara bajak laut. Laughing Jack mengulurkan lengannya di taman dan merampas kucing itu tanpa menaruh kecurigaan, dia mulai menggenggam kucing itu dengan cukup keras.

“JANGAN BIARKAN DIA PERGI JACKIE, ATAU AKU AKAN MEMBUATMU BERJALAN DI ATAS PAPAN!” kata Isaac dengan nada suara seperti seorang antagonis.

Genggaman Jack terhadap kucing itu diperkencang, dan lengan Jack menggulung seperti anaconda yang membungkus dirinya di sekitar kucing yang sedang berjuang untuk nyawanya. Lengan Jack hanya terus meremas hewan itu, membuat tekanan udara yang keluar dari paru-paru kucing itu. Ketika mata kucing peliharaan itu mulai menonjol keluar dari rongganya, terdengarlah suara JERITAN yang keras! Jack dengan cepat melepaskan makhluk itu dari genggamannya, lalu kulit berbulu tanpa nyawa itu terjatuh ke tanah. Suasana mulai menjadi heningan ketika keduanya mengamati mayat kucing yang tergeliat dan hancur. Keheningan itu akhirnya pecah oleh tawa terbahak-bahak… yang datang dari Isaac…

“AHAHAHAHA Wow! Kukira kucing benar-benar TIDAK memiliki sembilan nyawa! AHAHAHA!” Isaac berseru dengan mata hampir berlinang air dari tawa.

Laughing Jack mulai tertawa kecil juga, “Heh heh. Ya… Tapi tidakkah kau akan mendapat masalah jika ibumu menemukan kucing tetanggamu mati di kebunnya?” tawa Isaac dengan cepat reda.

“Oh tidak! Kau benar! Um… Aku akan… melemparkan kucing ini kembali ke halaman tetangga!” Isaac dengan panik meraih sekop di dekatnya dan menyendok mayat kucing yang rusak dan melemparnya di atas pagar halaman tetangga. Mereka dengan cepat kembali ke dalam rumah dan pergi naik menuju kamar Isaac.

Sekitar satu jam kemudian. Terdengar suara ibu Isaac yang berteriak namanya dari bawah. Tidak Jack maupun Isaac yang mengatakan sepatah kata pun, ketika dia perlahan menuruni tangga sendirian dan menghadapi nasib apa pun yang mengerikan yang akan mendatanginya. Jack hanya bisa mendengar teriakkan-teriakkan yang berasal dari bawah, tapi dia tidak mengerti apa yang sedang dikatakan oleh ibu Isaac. Setelah sekitar tiga puluh menit kemudian, Isaac menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya, mata Isaac dipenuhi dengan genangan air mata.

“Bagaimana?” Jack bertanya dengan gugup. Isaac hanya memandang ke bawah dan berkata, “Aku… Mencoba untuk memberitahu ibu bahwa ini perbuatanmu… Tapi dia tidak percaya padaku… Dia berkata bahwa kau tidak nyata…” Jack mengerutkan dahinya, menyadari bahwa semua ini adalah salahannya.

Isaac menggunakan lengan bajunya untuk menghapus air matanya, “Aku sedang dikirim ke sekolah asrama… aku akan pergi malam ini juga… dan kau tidak bisa ikut denganku…”

Wajah Laughing Jack tampak terkejut, “Apa?! A-Aku tidak bisa ikut? Di mana aku akan pergi?” Isaac tidak mengatakan sepatah kata pun tapi dia menunjuk ke arah kotak berwarna indah dari tempat temannya berasal.

“Kembali ke dalam sana? Tapi aku tidak akan bisa keluar…” Jack lalu berhenti bicara.

Isaac menatap temannya dengan air mata yang mengalir di wajahnya, “Jack… Aku berjanji, aku akan kembali padamu secepat yang kubisa!” Jack menatap ke arah kotak, lalu kembali menatap Isaac.

“Dan aku akan tetap berada di sini menunggumu kido.” Jack tersenyum, dan air mata mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah kotak, dan dengan kepulan asap, dia tersedot kembali, dia tidak bisa bebas sampai kotak itu kembali dibuka.

Malam itu, Isaac dikirim ke sekolah asrama. Untuk pertama kalinya, Laughing Jack merasakan apa yang disebut kesepian. Bahkan ketika terjebak di dalam kotak itu, Jack bisa melihat hal-hal yang terjadi di sekitarnya, setiap harinytanpa diketahui di rak di a, ia hanya menunggu temannya sampai temannya kembali, dan setiap hari kamar itu menjadi lebih tua dan lebih berdebu. Laughing Jack hanya punya satu tujuan yaitu menjadi teman terbaik Isaac, dan sekarang dia harus menunggu hari demi hari, bulan demi bulan, untuk kembali berjumpa dengan teman istimewanya. Orang tua Isaac masih tinggal di rumah itu, tapi mereka tidak pernah datang ke kamar Isaac. Satu-satunya mereka membuat suasana kehadiran mereka adalah ketika Jack mendengar mereka bertengkar. Jack merasakan apa yang disebut dengan sendirian, kesepian, dan kekecewaan. Tahun-tahun pun berlalu, warna-warna cerah yang sangat terang Jack mulai memudar menjadi blur monokrom kehampaan dari kegelapan dan kekosongan putih. Terjebak sendirian… kekal dan putus asa.

Tiga belas tahun berlalu sampai ayah Isaac pulang di malam hari dalam keadaan mabuk, dan bertengkar dengan istrinya, hal ini sudah sering terjadi. Sekali lagi hal ini meningkat ke arah kekerasan fisik, namun kali ini, ibu Isaac tidak mampu melawannya. Ayah Isaac memukul-mukuli istrinya sehingga ibu Isaac mengalami pendarahan yang amat hebat lalu ibu Isaac tewas, dan ayah Isaac dijatuhi hukuman gantung pada hari berikutnya. Dengan kematian kedua orang tuanya, ini artinya Isaac yang sekarang sudah berusia dua puluh tahun telah mewarisi rumah tua berdebu itu tempat di mana dia menghabiskan setengah masa kecilnya. Laughing Jack cukup terkejut ketika mendengar jejak teman lamanya berjalan menaiki tangga ke ruang loteng itu untuk pertama kalinya dalam tiga belas tahun lamanya, namun itu bukanlah reuni yang Jack harapkan.

Isaac terlihat… berbeda. Tidak hanya lebih tua, tapi wajah muramnya juga terlihat menyeramkan. Padahal Jack berharap bisa menemui Isaac, dan dia juga penasaran bagaimana keadaan anak muda yang pertama kali dia temui pada beberapa tahun yang lalu. Jack sudah menunggu selama bertahun-tahun sampai Isaac melepaskannya dari penjaranya, tapi kotak Jack masih berada di sana, tidak pernah tersentuh dan diperhatikan. Isaac benar-benar melupakan teman lamanya, mengabaikannya seperti khayalan anak usia dini. Anehnya, ini membuat Laughing Jack… tidak merasakan apa pun. Dia merasa hampa, tiga belas tahun menunggu dan hanya kekecewaan yang dia dapatkan. Jack tetap terkurung di dalam kotaknya, tanpa warna dan emosi.

Keesokan harinya, Isaac pergi bekerja, dia sekarang adalah seorang pelapis furnitur, dan perbaikan furnitur di London. Jack masih menunggu di penjaranya. Beberapa jam kemudian, Isaac kembali ke rumah dalam keadaan mabuk dan menaiki tangga menuju kamarnya, tapi kali ini dia membawa seorang teman. Itu adalah teman wanita Isaac yang dia bawa dari bar. Dia adalah seorang wanita yang cantik, dengan rambut pirang, mata biru safir, dan senyum yang bisa membuat hati meleleh. Laughing Jack memperhatikan tamu Isaac itu, “Siapa itu? Seorang teman baru? Kenapa Isaac membutuhkan teman baru? Bukankah teman Isaac hanyalah aku?” pikir Jack dari dalam kurungan nerakanya. Isaac dan teman wanitanya duduk di tempat tidur dan mengobrol tentang kehidupan di London. Isaac membuat lelucon tentang keadaan cuaca dan mereka berdua tertawa bersama.

Laughing Jack merasa iri atas teman baru Isaac. Isaac dan gadis itu tampak saling menatap satu sama lain lalu mereka perlahan berciuman, menempelkan bibir dan memutar-mutar lidah mereka dalam rasa penuh gairah di dalam mulut mereka. Jack merasa bingung dengan pemandangan kasih sayang ini, karena dia belum pernah melihat seseorang berciuman sebelumnya. Ketika ciuman ini tumbuh semakin kuat, tangan Isaac berjalan meraba-raba di sepanjang paha mulus gadis itu dan gaunnya, namun wanita itu hanya mengusap-ngusap tangannya. Meskipun begitu Isaac tetap gigih, dan sekali lagi tangannya berjalan meraba-raba di sepanjang paha mulus gadis itu dan roknya, kali ini Isaac menempatkan tangannya tepat di pakaian dalam wanita itu. Wanita itu merasa tidak senang atas kemajuan hasrat seksual Isaac dan mendorong Isaac sebelum dia memberikan tamparan yang keras di wajahnya. Mata Isaac melotot ke arah wanita itu, gairah mabuknya berubah menjadi kemarahan. Detak jantuk wanita itu berdebar ketika dia melihat wajah Isaac mendidih dengan kemarahan.

“PELACUR BODOH!” teriak Isaac sambil memukul wajah gadis itu.

Mata Laughing Jack melebar ketika dia menyaksikan cairan merah keluar dari hidung gadis itu, “Permainan apa ini?” pikirnya, mata perawan itu memandang ke arah kekerasan itu. Isaac dengan kuat menggenggam pergelangan tangan gadis itu dengan satu tangannya lalu dia merobek celana dalam wanita itu.

Gadis itu dengan rasa takutnya berusaha untuk melawannya, tapi Isaac terlalu kuat. Dengan kasar dia meraba-raba payudara wanita itu, sebelum dengan kejam dia meraih rambutnya dan menjilati tenggorokan wanita muda itu yang sedang menangis, wanita itu hanya bisa membalasnya dengan menelan ludahnya sekeras yang dia bisa di mana lidah Isaac menjilatinya. Jack menyaksikan pemandangan itu dengan mata lebar dan teman lamanya yang sedang bermain dengan teman bermain barunya dan Isaac mencengkeram mulut wanita itu, sehingga wanita itu mengeluarkan darah. Gadis itu dengan rasa takut jatuh dari tempat tidur dan menjatuhkan diri di atas lantai lalu dia bergegas menuju pintu. Isaac dengan cepat berlari dan mampu menangkap alat mainannya yang sedang berusaha melarikan diri, dia berhasil meraih ujung gaunnya.

Isaac meraih sesuatu di sekitarnya, dia memegang kendi lilin dari meja di sampingnya, dan dengan semua kekuatannya dia menghancurkan bagian belakang kepala wanita muda itu, yang pecah seperti semangka matang. Darah kental berceceran di ruangan itu lalu tubuh gadis itu mengejang di atas lantai selama beberapa detik, sebelum akhirnya wanita itu tewas. Darah berceceran di mana-mana, beberapa tetesan bahkan berhasil mengenai kotak Laughing Jack, yang sangat menikmati pertunjukan. Untuk pertama kalinya dalam tiga belas tahun yang panjang, senyuman mulai menghiasi wajah Laughing Jack, dan tiba-tiba dia mengeluarkan tawa di bibirnya yang dingin, terus dan terus, sampai Jack terkekeh-kekeh dan tertawa terbahak-bahak dari dalam kotak yang disegel.

“Permainan apa ini? Permainan ini sungguh menarik dan indah!” pikir Jack, ketika dia menyaksikan rambut pirang emas gadis itu berubah menjadi warna merah yang diakibatkan oleh genangan darah.

Ketika adrenalin itu mulai reda, Isaac menyadari bahwa dia harus membuang mayat itu. Dia mengangkat mayat gadis tak bernyawa itu dan meletakkannya di atas tempat tidur, dia kemudian meninggalkan ruangan itu, menutup pintu di belakangnya dan menguncinya sebelum meninggalkan rumah. Dia kembali ke rumah itu pada hari berikutnya dan kembali memasuki ruangan itu dengan membawa logam sampah dan tasnya yang berisikan alat pelapis dari pekerjaannya. Dia kemudian membersihkan segala sesuatu dari atas meja kayu di seberang pintu, dan kemudian menyeret tempat tidur dengan mayat yang berlumuran darah di atasnya ke tengah ruangan. Hal ini tidak hanya memberi Isaac ruang yang luas untuk bekerja, tapi juga membuat Laughing Jack berpindah ke barisan depan kursi untuk menonton seluruh pertunjukan. Jack menyaksikannya, hal aneh yang berasal dari senyum lebar Isaac yang memainkan permainan baru dengan mayat kotornya. Setelah semuanya Isaac atur, ia sudah siap untuk bekerja.

Pertama, dia mengeluarkan alat-alat di tasnya ke meja kerja di belakangnya. Bermacam-macam pisau, palu, tang, dan alat-alat lainnya sekarang tergeletak di depannya. Alat yang pertama dia pilih adalah pisau pelapis yang melengkung, yang digunakan dengan hati-hati untuk menguliti mayat itu. Kulit itu kemudian ditempatkan di atas rak. Setelah itu dimasukkan ke dalam suatu tempat, Isaac kemudian menggunakan gergaji tangan untuk menggergaji lengan, kaki, dan kepala mayat itu, hal yang mengganggu rumah beberapa keluarga adalah belatung yang menggeliat. Setelah itu dia mengisi tempat sampah dengan pemutih dan bahan kimia keji lainnya, dia merendam anggota badan mayat itu. Isaac mengeluarkan tulang dari jus mayat yang pekat dan meletakkannya di atas meja kerja, kemudian pada tengah malam, dia membawa tempat sampah ke luar rumah dan membuang sisa-sisa yang busuk ke selokan London yang akan tersapu ke pelabuhan.

Selama tiga hari ke depan, Laughing Jack menyaksikan dengan takjub ketika Isaac sedang mengkrajin anatomi manusia menjadi kursi kekejian yang aneh. Tulang paha yang sudah direndam dibuat menjadi kaki kursi bagian belakang, sementara tulang kering dibuat menjadi kaki kursi bagian depan. Sebuah bingkai kayu dipasang di tengah-tengah kursi sebagai dasar, tapi sisi bingkai itu dibuat dengan menggunakan tulang punggung. Tulang lengan juga digunakan sebagai lengan kursi.

Daging itu sekarang dijahitkan ke kursi dan bingkai yang di pasang di tengah kursi, dan rambut pirang keemasan yang dikepang itu sudah menjadi lapisan bingkai. Kemudian, selesai sudah pembuatan kursi yang dibuat dari tulang yang dulunya adalah gadis berambut pirang emas, mata safir, dan senyum yang bisa melelehkan hati. Isaac merasa cukup senang dengan pekerjaannya, dan Laughing Jack terlalu terkesan dengan teman bermain lamanya yang sangat kreatif. Setelah malam itu, Isaac tidak pernah meneguk setetes alkohol lagi, karena dia sekarang mempunyai kehausan yang jauh lebih mengerikan.

Minggu-minggu berikutnya, Isaac membuat beberapa perbaikan di ruang kerjanya yang mengerikan. Dia mengeluarkan matras kasur dari tempat tidurnya dan menaruh deretan papan kayu yang tebal di sana, dan kemudian dia mengencangkan papan kayu itu di lengan dan kaki tempat tidur. Artinya, dia bisa menghibur tamunya untuk jangka waktu yang lama tanpa bisa melarikan diri. Isaac hanya membutuhkan satu hal lagi, hal terakhir sebelum dia merencanakan pesta anehnya. Dia terus mengerjakan proyek gilanya selama seminggu dengan teratur, dia terus memahat kayu dengan tangannya sendiri.

Setelah itu dia mewarnai kayu itu dengan cat putih, kreasi Isaac pun selesai. Itu adalah topeng kayu, yang dikenakan oleh orang-orang Venesia. Di atas lubang topeng itu, tepatnya di tempat mata terdapat bentuk alis yang berkerut dan panjang, tonjolan hidung yang panjang, dan dengan topeng ini memungkinkannya untuk membuat para tamu tercinta ketakutan ketika dia menyerangnya. Dengan wajah barunya dan ruangan yang telah direnovasi, hal ini telah membuat ruangan itu berubah menjadi sarang pembunuhan yang berlumuran darah, akhirnya tiba saatnya untuk Isaac Lee Grossman membawa teman bermain barunya ke rumah.

Malam pun tiba, Laughing Jack melihat Isaac Grossman yang bertopeng sedang berjalan menaiki tangga, dengan membawa karung goni besar dan tamu barunya yang menggeliat. Dia kemudian mengeluarkan isi karung itu di atas tempat tidurnya, di mana penyiksaan akan dilakukan, dan keluarlah seorang anak lelaki yang terikat dari dalam karung itu, dan anak itu sangat ketakutan, mungkin anak itu baru berumur lima atau enam tahun. Isaac dengan cepat membuka ikatan anak itu dan menahan tangan dan kaki anak itu ke bingkai tidurnya yang terbuat dari baja. Air mata mengalir tanpa henti pada wajah anak kecil yang tak berdaya itu, lalu Isaac mengeluarkan alat-alatnya di meja kerjanya. Isaac kembali ke arah anak itu dengan memegang sebuah tang berkarat, dan tanpa membuang-buang waktu dia menyelipkan tang itu ke kuku anak itu di jari telunjuk kanannya dan menjepit kukunya erat-erat. Anak itu terlihat ketakutan dari bola matanya lalu dia mulai berkomat-kamit melalui sumbatan mulutnya, memohon kepada Isaac untuk membiarkan dia pergi. Isaac hanya merespon dengan senyum bodohnya, lalu dia perlahan-lahan menarik mundur tang di tangannya, mencongkel kuku pertama anak itu dengan rasa sakit.

Anak itu menjerit kesakitan melalui sumbatan mulutnya, lalu dia menggeliat di atas papan kayu itu, jarinya mulai menyemburkan darah. Isaac kemudian memindahkan tang ke jari tengah anak itu, dengan kuat mencengkeram kuku anak itu dengan tang berkaratnya. Sekali lagi, dia kembali menarik tang, tapi kali ini kuku anak itu hanya robek di setengah jalan. Anak itu menjerit kesakitan ketika jari-jarinya mengejang dan mengeluarkan darah. Isaac dengan paksa menarik kuku jari tengah anak itu lagi. Kuku anak itu tercabut, tapi hal ini juga membuat banyak jaringan kulit anak itu robek. Bahkan, pada saat ini Isaac sedikit menolak pemandangan yang menyakitkan ini, tidak seperti Laughing Jack yang terkekeh-kekeh selagi dia menyaksikan pemandangan yang mengganggu itu dari dalam kotak tua yang berdebu.

Isaac kembali berjalan ke meja kerjanya dan menukar tang dengan palu besi yang besar. Dia kemudian berjalan ke kaki tempat tidur tempat dia menyiksa anak itu, kemudian dengan satu tangannya, dia menekan kaki kiri anak itu. Dia kemudian mengangkat palu tinggi-tinggi di atas kepalanya, sedangkan anak itu hanya bisa menangis dan memohon belas kasih melalui bungkaman mulutnya yang kotor, kemudian dengan sekuat tenaga, Isaac membanting palu itu ke tempurung lutut anak itu, menghancurkan tulang menjadi kerikil dengan RETAKAN yang keras! Anak itu terguncang oleh rasa sakit yang amat menyakitkan dengan jeritan yang meredam melalui bungkaman kain yang diikat erat-erat ke wajahnya.

Ketika anak itu berjuang dengan rasa sakit, Isaac meletakkan palu itu di atas tempat tidur kayu dan kembali lagi ke meja kerja, kemudian dia mengambil pisau panjang yang tajam. Tanpa menunda-nunda dia mulai mengukir kalimat “Cacing Yang Tidak Berguna” ke dada anak itu yang gemetaran. Ketika dia selesai mengukir kalimat itu, anak itu hampir tidak sadarkan diri. Isaac berlutut dan berbisik ke telinga anak itu, “Ini adalah apa yang terjadi pada anak-anak bodoh yang membuat wajah menjijikkan pada orang-orang…”

Mata anak itu dipenuh dengan genangan air mata untuk terakhir kalinya, lalu Isaac mulai mengukir kulit dari wajah anak itu, tapi Isaac terkejut anak itu masih berpegang teguh untuk bertahan hidup. Anak yang sedang dimutilasi itu hanya menatap Isaac dengan mata bulat besarnya, yang memenuhi hati hitam Isaac dengan kemarahan dan kebencian.

“BAHKAN TANPA WAJAH KAU TETAP KOTORAN KECIL YANG JELEK!!” teriak Isaac sambil mengangkat palu dari kaki tempat tidur dan mulai untuk membenturkannya dengan keras ke tengkorak anak malang itu.

Dia terus membenturkan palu ke tengkorak anak itu, sampai anak itu mengalami pendarahan, darah yang sangat merah dan potongan otak anak itu keluar. Di seberang ruangan, Laughing Jack dengan senangnya mengamati puncak akhir dari hal-hal gila yang dilakukan oleh Isaac.

Tamu Isaac yang berikutnya adalah seorang wanita tua yang buta yang dia diundang untuk minum teh. Hal ini membawanya hampir lima menit untuk menyadari kursi yang sedang dia duduk itu dibuat dengan menggunakan sisa mayat manusia, dan 6 menit lainnya terpakai untuk mencari tangga, wanita tua itu terguling ke bawah tangga dan menjerit seperti burung yang kesakitan. Isaac memutuskan untuk mengakhiri lelucon yang kejam ini di sana dengan alat pemecah es sederhana melalui soket mata wanita tua itu.

Setelah itu, dia membawa seorang gadis kecil yang dia paksa untuk memakan pecahan kaca sebelum menggunakan perut gadis kecil itu sebagai samsak tinju. Minggu-minggu berlalu, semakin banyak jiwa yang tidak beruntung yang menemui ajalnya di loteng Isaac Grossman, dan kepribadian gila Grossman menjadi lebih gelap dan lebih sadis, kepribadian Laughing Jack mengikuti kepribadiannya selagi dia membusuk di dalam kotak berdebunya… sampai suatu malam yang sangat dingin di bulan Desember pun tiba.

Paku berkarat yang menahan rak akhirnya sudah tidak sanggup untuk menahan beban pernak-pernik yang berada di rak itu dan alhasil semua pernak-pernik jatuh ke lantai. Isaac mendengar bunyi keras itu dari bawah, dan dia memutuskan untuk naik ke loteng untuk mencari tahu bunyi apa sebenarnya itu. Dia berjalan melintasi noda darah yang berceceran di atas lantai kayu loteng itu, tepatnya dia berjalan ke arah rak di mana pernak-pernik jatuh. Isaac mengabaikan beberapa pernak-pernik yang pecah, akhirnya dia melihat kotak Jack-in-a-box dari masa kecilnya. Isaac mulai mengingat kotak tua itu, lalu dia memungutnya dan meniup kotak itu dari debu. Kemudian, untuk alasan apa pun dia merindukan kotak itu, dan dia mulai memutarnya.

Terdengar suara nada mengerikan dari lagu Pop Goes The Weasel yang berasal dari kotak tua usang itu, dan ketika lagu itu mencapai klimaksnya, Isaac bernyanyi sepanjang ayat terakhir lagu itu, “Pop goes the weasel…” Kemudian, bagian atas kotak itu terbuka, tapi tidak ada yang terjadi, kotak itu kosong. Padahal Isaac sangat berharap, dan dia kemudian melempar kotak tua itu dengan pernak-pernik lainnya yang sudah pecah. Setelah dia membereskan kekacauan ini, dia pergi ke arah pintu dan berusaha membuka pintu untuk kembali turun, tapi dia terjebak, pintu itu terkunci. Isaac menarik gagang pintu dengan keras tapi pintu itu tidak bergerak. Setelah itu dia mendengar panggilan suara serak yang paling mengerikan yang berasal dari belakangnya.

“IsSsaAac…” Terdengar suara yang membuat tubuh Isaac menjadi merinding dan dia perlahan-lahan berbalik… Di seberang ruangan terdapat sesosok mimpi buruk baginya yang sedang berdiri di antara sampah pernak-pernik yang sudah pecah, yaitu Laughing Jack. Dia sepenuhnya monokrom, rambutnya yang berwarna-warni sudah luntur menjadi warna hitam, gigi-gigi tajamnya dihiasi dengan senyum gila, dan lengannya yang panjang menggelantung ke bawah sehingga jari-jarinya hampir menggores lantai.

Kemudian, badut jahat itu mulai berbicara, “Sungguh menyenangkan rasanya untuk terbebas dari kotak tua itu!… Apakah kau merindukanku Isaac?”

Isaac dilumpuhkan dalam ketakutan, “t-tapi kupikir kau tidak nyata… bukankah kau hanyalah seorang teman IMAJINER?!” kata Isaac dengan tergagap. Jack membalasnya dengan tawa kecil panjang yang mengerikan.

“HAHAHAHA! Tentu saja aku nyata kiddo… Bahkan, aku sudah menunggu sekian lama hari demi hari dan akhirnya hari ini pun tiba… Hari di mana aku bisa bermain dengan teman terbaikku!” Sebelum Isaac bisa menjawab perkataannya, lengan panjang Jack membentang di ruangan itu dan melilit kaki Isaac.

Badut aneh itu mulai menariknya hingga semakin dekat, menyeretnya ke tempat tidur penyiksaan kayu miliknya sendiri, hal ini membuat kuku Isaac tergores di sepanjang lantai. Jack dengan cepat meraih 4 paku yang memilki panjang tiga inci dari atas meja kerja Isaac dan langsung memaku tangan dan kaki Isaac, memakunya ke tempat tidur penyiksaan kayu miliknya sendiri. Isaac menggeram dalam rasa sakitnya, lalu dia berteriak ke arah badut itu, “AAAH! SIAL! DASAR BADUT BERHIDUNG ANEH!!”

Laughing Jack hanya tertawa kecil, lalu dia dengan sekuat tenaga memegang kepala Isaac dan berkata, “Jika kau tidak bisa mengatakan sesuatu dengan kalimat yang baik, maka jangan mengatakan sepatah kata pun!” Jack memasukkan jarinya yang panjang ke dalam mulut Isaac, lalu dengan kasar menjepit lidahnya dan menariknya keluar. Badut itu kemudian meraih pisau panjang yang tajam dari meja dan perlahan-lahan mulai mengiris daging lidah Isaac. Setelah itu, mulut Isaac mulai terisi dengan darah. Jack kemudian mendorong tabung logam silinder ke tenggorokan Isaac sebagai lubang pernapasan sementara untuknya. Pada titik ini Isaac sudah sangat kesakitan, dan dia menutup rapat matanya agar tidak melihat pemandangan mengerikan yang memuakkan yang sedang dilakukan pada tubuhnya.

“Ayolah, ini tidak menyenangkan jika kau tidak menyaksikannya!” kata Laughing Jack selagi dia bermain-main dengan tubuh Isaac, tapi Issac tetap menutup matanya dengan rapat. Laughing Jack mendesah, “Terserah dirimu.” Jack kemudian membuka salah satu mata Isaac dengan paksa. Dia kembali mencari sesuatu dengan lengannya yang besar dan mengambil beberapa kail pancingan yang runcing dan panjang dari meja kerja Isaac. Dengan perlahan Jack mendorong ujung kail yang tajam melalui kelopak mata atas Isaac, lalu mendorongnya hingga keluar ke bagian bawah alis Isaac, itu membuat bagian atas matanya terbuka. Kemudian, dia mengambil kail kedua, mendorongnya melalui kelopak mata bagian bawah dan menjepitnya ke pipi Isaac. Jack mengulangi proses itu di mata Isaac yang lainnya, dan tidak lama setelah itu, serangkaian kail logam yang tajam itu memastikan bahwa Isaac tidak akan kehilangan setiap pemandangan mengerikan yang dilakukan olehnya. Laughing Jack kemudian mengambil pisau yang sama yang dia gunakan untuk mengiris lidah Isaac dan kali ini dia berniat mengiris bibir Isaac. Jack dengan hati-hati mengiris dua bagian daging dari mulut atas dan bawah Isaac, hal ini menyebabkan gigi dan gusinya terlihat dengan sepenuhnya.

“Hmm… sepertinya kau belum membersihkan gigimu dengan benang secara teratur…” kata Laughing Jack sambil tertawa dengan pelan, kemudian dia meraih sebuah palu. Isaac berusaha bergumam memohon kepada Laughing Jack agar dia mau mengasihaninya, namun dia hanya bisa berdeguk di tenggorokannya. Jack mengangkat palu itu, dan dengan senyum gilanya, dia membanting palu itu ke bawah, lalu terdengarlah suara RETAKAN yang keras, suara itu adalah suara palu besi yang menghancurkan gigi-gigi Isaac seperti tanah liat yang pecah. Jack menjatuhkan palu dan mulai tertawa-tawa selagi dia merobek baju Isaac. Kemudian, Jack mengambil pisau tajamnya dan mengiris dengan lurus dari bawah dada Isaac sampai ke bawah perut Isaac. Isaac hanya bisa merintih dengan rasa sakit yang amat pedih, lalu monster monokrom itu menjalarkan jarinya ke bawah kulit dada Isaac, mengelupas kulitnya sebelum dia melakukan otopsi yang mengerikan pada Isaac.

Pertama, Jack mulai menarik keluar usus Isaac dengan cara yang sama seperti seorang penyihir menarik serangkaian kain warna-warni dari sakunya. Kemudian, setelah menarik beberapa bagian dari panjang usus kecil Isaac, Jack mulai meniup udara ke usus busuk Isaac. Setelah menggembung, dia memutar usus Isaac menjadi bentuk anjing pudel, dan jack tertawa dengan keras sambil berseru, “Aku juga bisa melakukannya jerapah!” Isaac masih merasa kesakitan dan syok, lalu badut itu menempatkan balon hewan mengerikan yang dibuat dengan usus Isaac di samping kepala Isaac.

Untuk trik berikutnya, Laughing Jack memasukkan tangannya ke dalam rongga perut Isaac yang terbuka dan menarik keluar salah satu ginjalnya. Dia memegang ginjal Isaac di salah satu tangannya, Jack kembali melihat temannya yang sedang dia tawan dan Jack mengangkat bahunya, Laughing Jack menyadari bahwa Isaac mulai diambang kematian.

“Kenapa, sudah lelah ya? Padahal kita sudah dekat dengan penghujung akhir!” teriak Laughing Jack sambil merogoh lengan bajunya dan mengeluarkan jarum yang cukup panjang. “Ini seharusnya sudah menjadi kesenanganmu BENAR!” teriak Jack sambil menancapkan jarum ke dalam retina mata Isaac. Jack menggoyang-goyangkan jarum di dalam bola mata teman bermain lamanya, lalu Isaac merasakan jarum yang tajam menggores bagian belakang rongga matanya. Dengan tawa sinis, Jack mencabut jarum keluar, menarik bola mata Isaac hingga keluar dari rongganya. Mata kanan Isaac sekarang tergantung keluar dari rongganya, lalu matanya meneteskan air mata ke pipinya.

Jack tersenyum bodoh dan berkata, “Baiklah, sekarang aku sangat perhatian padamu…” Badut yang membahayakan itu kemudian menusuk lubang di perut Isaac dengan jari telunjuknya yang panjang. Jack menundukkan kepalanya ke arah rongga dada Isaac yang terbuka dan membuka mulutnya dengan lebar. Dalam hitungan detik, badut itu menyemburkan kecoak yang menjijikan dari tenggorokannya, menumpahkannya ke dada Isaac yang terbuka. Kecoak-kecoak yang menjijikan itu merangkak ke dalam lubang kecil di perut Isaac, membuat perutnya terisi dengan serangga yang menjijikan. Selagi perutnya mengembung akibat serangga di dalam perutnya, kecoak itu mulai merayap hingga ke tenggorokannya, sampai-sampai mereka keluar dari mulut dan rongga hidung Isaac.

Isaac hanya berada beberapa inci pada kematiannya ketika penawannya berlutut di sampingnya dan mengatakan sesuatu di telinganya, “Tadi itu adalah penutup permainan kita kido, tapi sepertinya waktu kita tentang kebersamaan sudah terbangun kembali. Kau tidak perlu menangis, karena aku berencana untuk menyebarkan persahabatanku kepada semua anak-anak yang kesepian di dunia!” dan dengan mengatakan kalimat itu, Laughing Jack memasukkan tangannya ke dalam dada Isaac dan menarik keluar jantungnya yang masih berdetak.

Tubuhnya yang berada di atas tempat tidur kayu dingin mengeluarkan banyak darah, kehidupan yang sempat Isaac jalani melintas di depan matanya. Dia melihat ibu ayahnya, asrama sekolah, korbannya, dan pikiran terakhir yang melintasinya, adalah malam Natal yang sangat istimewa di mana ketika dia terbangun di pagi harinya menemukan kotak kayu yang berisi teman pertamanya…

Terdapat rumor bahwa, ketika polisi menemukan mayat Isaac Grossman yang sudah membusuk, belatung memenuhi mayatnya seminggu setelah malam Natal, meskipun wajahnya sudah hancur dan robek menjadi kepingan… Wajahnya hampir terlihat menunjukkan perasaan… Bahagia.

~THE END~

Copied from Creepypasta Translation

Jumat, 01 April 2016

Kucing Peliharaan


CPFI - Beberapa bulan yang lalu, aku dan keluargaku pindah ke sebuah desa kecil dan aku harus pindah ke sekolah yang baru. Tetanggaku adalah seorang wanita tua yang gila. Ia menghabiskan hari-harinya dengan duduk sendirian di depan rumahnya sambil berbicara sendiri.

Suatu hari, ketika aku lewat depan rumahnya, aku menyadari bahwa ia tengah mengelus-elus sesuatu di pangkuannya. Awalnya aku pikir itu kucing, tetapi ketika aku melihat lebih dekat, aku menyadari bahwa tidak ada apapun di pangkuannya. Ia hanya meletakkan tangannya di lututnya dan mengelus-elus udara.

Mungkin dulunya ia punya anjing peliharaan, pikirku, dan anjingnya mati dan ia berpikir bahwa anjingnya masih disana. Aku merasa kasihan kepada wanita tua tersebut, aku menghela napas dan melanjutkan perjalanan.

Kemudian, suatu malam ketika aku sedang tidur, sesuatu yang aneh terjadi. Aku bangun karena merasakan sesuatu yang berbulu berada di sampingku. Aku ketakutan dan langsung terbangun dari tidurku. Kemudian, aku melihat bayangan dari ujung mataku. Bayangan itu turun ke lantai kemudian keluar melalui pintu.

Aku sangat terkejut saat itu. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari bahwa hal itu mungkin saja hanya kucing atau anjing liar yang masuk ke rumah.

Kemudian, aku memandang keluar jendela kamarku dan melihat wanita tua itu. Ia berdiri di trotoar, dibawah lampu jalan. Rambutnya yang abu-abu dan panjang berkibar karena tertiup angin. Matanya terbuka lebar dan ia memandang lurus ke arahku.

Aku begitu ketakutan hingga aku berlari menjauhi jendela. Kemudian akhirnya wanita itu berbalik dan masuk kembali ke rumahnya.

Cukup lama untuk membuatku tenang kembali, tapi akhirnya aku dapat kembali tidur. Saat aku hampir tertidur, aku mengingat sesuatu yang menurutku aneh. Ketika aku melihat bayangan kucing atau anjing liar yang keluar dari kamarku… sesuatu itu tidak seperti sedang berlari… kelihatannya seperti menggelinding di atas lantai.

Pagi harinya, aku bangun dan turun untuk sarapan. Dalam perjalanan menuju sekolah, aku melewati rumah wanita tua itu lagi. Seperti biasanya, ia duduk di balkonnya, berbicara sendiri dan mengelus-elus sesuatu yang tak terlihat di pangkuannya.

Ketika aku melewatinya, aku samar-samar mendengarnya berbicara, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau pergi dariku tadi malam? Lihatlah, kau menakuti gadis itu!”

Perasaanku mulai tidak enak dan aku mulai gemetar. Aku langsung berlari pergi.

Di sekolah, aku coba menanyakan teman-temanku tentang wanita tersebut. Tidak ada yang tahu tentangnya, kecuali bahwa ia keluar dari rumah sakit jiwa sekitar sepuluh tahun yang lalu. Mereka bilang bahwa ia memiliki riwayat gangguan jiwa dan itulah kenapa semua orang menjauhinya. Sejak ia keluar dari rumah sakit jiwa, ia hanya duduk diam di balkon rumahnya.

Beberapa hari kemudian, ayahku berbincang-bincang dengan pria tua yang sejak dulu tinggal di desa ini. Ketika ayahku bertanya padanya tentang tetanggaku, ia menceritakan hal yang membuatku merinding.

Ia berkata bahwa wanita tua itu menghabiskan 30 tahun waktu hidupnya di dalam rumah sakit jiwa. Ketika ia masih muda, ia menikah dan tinggal di tempat yang sama bersama suaminya.

Katanya, ia mencurigai suaminya berselingkuh selama bertahun-tahun, namun ia selalu menyangkalnya. Kemudian pada suatu malam, ia menangkap basah suaminya dengan wanita lain. Ia membunuh suaminya dengan kapak kemudian memenggal kepalanya.

Ketika polisi datang, ia sedang duduk di balkon rumahnya sambil menyeringai gila. Kepala suaminya berada di pangkuannya. Ia berbicara kepada kepala yang terpenggal itu dan mengelus-elusnya dengan lembut.

--------------------------
Source: 
-Scaryforkids
-Dark Darker Darkest